Senin, 10 Mei 2010

cinta karena ALLOH dan membenci karena ALLOH .

Segala puji bagi Allah, dan balasan yang baik hanya akan diberikan kepada orang-orang yang bertaqwa, semoga sholawat serta salam dilimpahkan kepada sebaik-baik ciptaan-Nya, penutup para nabi, Muhammad, para keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga hari kiamat. Tema ini merupakan bagian dari tema-tema aqidah yang penting, tertapi justru banyak dilalaikan oleh manusia, . Atau dengan istilah lain tema tentang cinta karena Allah dan benci karena Allah. Yang merupakan ikatan yang paling kuat, sebagaimana disebutkan di dalam suatu      hadits Nabi saw. 
na'am, ana akan mulai menerangkan tentang cinta
pada ALLOH SWT  dan benci karena ALLOH SWT. dan inilah definisinya. 


makna cinta kepada ALLOH

Makna  Wala
Kajian tentang al-Wala  wal-Bara  termasuk dalam tema-tema Aqidah yang penting, maksud dari dua kata itu adalah cinta dan benci karena Allah. Kata Wala diambil dari kata Wali  yang berarti dekat yaitu karena kedekatannya, maksudnya adalah kedekatan antara kaum muslimin di hati mereka, saling mencintai, tolong menolong dengan hati mereka karena Allah. Sebagai mana firman Allah :
إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ
Sesungguhnya ummat (pengikut Tauhid) ini adalah ummat yang satu, dan Akulah Tuhanmu maka sembahlah Aku. (Al-Ambiya :93).


Dan juga sabda Nabi :
مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم مثل الجسد إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر والحمى
Perumpamaan kaum muslimin dalam rasa kasih sayang adalah ibarat tubuh yang satu, apabila ada bagian tubuh yang sakit maka meradanglah bagain tubuh yang lain sehingga terasa demam dan susah tidur. (Muttafaq alaih)
Sabdanya juga :
المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا
Seorang muslim dengan mumin yang lain adalah ibarat bangunan yang saling menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya, kemudian Rasulullah saw menyilangkan antara jari jemarinya (Muttafaq alaih)
Sabdanya yang lain adalah:
لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه
Tidaklah sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencinai dirinya sendiri. (Muttafaq alaih)
Berdasarkan penjelasan di atas, kata wala bisa difahami sebagai kedekatan hati antara orang-orang yang beriman, dan inilah prinsip dasar konsep wala, meskipun mereka berjauhan secara fisik. Orang-orang yang beriman di belahan timur dan barat akan saling mencintai meskipun rumah mereka saling berjauhan. Bahkan pada zaman yang berbeda sekalipun, orang-orang mu’min terdahulu dan orang mu’min di akhir zaman yang sekarang mereka tetap saling mencintai satu sama lain.


وَالَّذِينَ جَاؤُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
Wahai Tuhan kami! Ampunilah kami dan sudara-saudara kami yang telah beriman terlebih dahulu dari kami! Dan janganlah Engkau adakan kedengkian dalam hati kami terhadap orang orang yang beriman! Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun dan Penyayang! (al-Hasyr:10)
Maka keimananlah yang mengikat antara kaum mu’minin dari generasi awal hingga sekarang, bahkan  sampai pada hari kiyamat kelak. Keimanan jugalah yang mengikat kaum mu’minin di belahan timur maupun di barat dan dimanapun mereka berada karena mereka adalah saudara. Mereka adalah umat yang satu sebagaimana tubuh yang satu dan juga seperti bangunan yang saling menguatkan.
Demikianlah sifat orang mu’min seperti yang dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya.
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللّهَ 
وَرَسُولَهُ أُوْلَـئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّهُ إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman laki laki dan perempuan, mereka satu sama lain saling memimpin. Mereka menyuruh berbuat yang baik, melarang mengerjakan yang salah mereka tetap mengerjakan sembahyang memberi zakat dan mereka patuh pada Allah dan Rasul Nya. Itulah orang - orang yang akan diberikan rahmat oleh Allah sesunguhnya Allah maha perkasa dan Bijaksana (At Taubah: 71)
Pada ayat tersebut Allah telah menjelaskan sifat orang orang yang beriman, sifat itu bertentangan secara diametral dengan sifat orang-orang munafiq. Orang-orang mu’min menjadi auliya (penolong) bagi mu’min yang lainnya. Disini kata auliya berasal dari kata walayah yang artinya saling menolong, saling mencintai dan seiya sekata.
Inilah fitnah dan kerusakan yang besar, apabila pemisah antara mu'min dengan orang kafir telah hilang, maka terjadi campur aduk antara orang kafir dan orang mu'min, lalu muncul berbagai kerusakan lainnya. Cinta dan benci tersebut hanya terjalin atas dasar iman dan kafir, tiada atas dasar yang lainnya.



WoWwW… setelah kita mempelajari makna mencintai karena ALLOH sekarang kita akan mempelajari maka membenci karena ALLOH. Dan inilah kutipannya.
                                       
BENCI KARENA ALLAH
Tidak memberikan loyalitas kepada Yahudi dan Nasrani; Sebagaimana Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mu’min untuk saling mencintai diantara mereka, Allah melarang mereka musuh-musuh Allah.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاء بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian jadikan kaum yahudi dan nasrani sebagai pemimpin di antara kalian, barang siapa yang mengangkat mereka sebagai pemimpin, maka sesunggunya dia termasuk dari golongan mereka, sesungguhnya Allah tidak memberikan hidayah kepada orang yang dzalim (Al-Maidah:51).

Allah melarang orang mu’min memberikan wala (loyalitas)nya kepada kaum yahudi dan nasrani, hal ini adanya kecintaan pada mereka didalam hati mencakup menolong mereka dalam menghadapi orang-orang mereka membela dan menganggap baik apa yang ada pada mereka, termasuk juga memuji dan ta’jub pada mereka, dimana kesemunya termasuk loyal pada mereka, maka sesungguhnya orang yang mencintai mereka, ini semua didalam hati  berarti telah loyal pada mereka dan ia masuk kedalam golongan mereka, 
Allah berfirman:
وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ
Barangsiapa yang loyal kepada mereka, sesungguhnya dia termasuk kedalamya. (Al-Maidah :51).

Demikian juga firmanNya dalam ayat yang lain
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ وَمَن يَتَوَلَّ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ فَإِنَّ حِزْبَ اللّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
Sesungguhnya pemimpin kalian adalah Allah dan Rasul-Nya. Dan orang-orang yang beriman, yang menegakkan shalat, membayar zakat sedang mereka ruku Dan baangsiapa yang berwalikan Allah dan Rasul-Nya, serta orang-orang yang beriman, maka sesungguhnya partai Allah itulah mereka yang menang (Al-maidah:55-56)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاء تُلْقُونَ إِلَيْهِم بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءكُم مِّنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَن تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِن كُنتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَاداً فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاء مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِم بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنتُمْ وَمَن يَفْعَلْهُ مِنكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاء السَّبِيلِ
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian jadikan musuh-musuhku dan musuh kalian sebagai teman setia, yang kalian berikan (berita rahasia) kepada mereka karena rasa kasih sayang kepada mereka. Mereka telah kafir terhadap kebenaran yang datang kepada kalian. Mereka telah mengusir Rasul dan juga mengusir kalian karena kalian beriman kepada Allah, Tuhan kalian. Jika kalian benar-benar keluar berjihad di jalan-Ku dan mengharapkan ridla-Ku (janganlah kalian berbuat demikian). Kalian berikan berita rahasia kepada mereka karena rasa kasih saying, Aku mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan yang kalian nyatakan. Dan barangsiapa di antara kalian yang melakukannya maka ia telah tersesat dari jalan yang lurus (Mumtahanah:1)

Tidak memberikan loyalitas kepada musuh Allah meskipun dia termasuk kaum kerabat; Allah melarang hambanya yang beriman untuk  loyal pada musuh Allah meskipun mereka memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat dari kaum kerabat.

لَا تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ أَوْ أَبْنَاءهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُوْلَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُوْلَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Tidak akan kamu dapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkasih saying dengan orang yang memusihi Allah dan Rasul-Nya meskipun mereka itu ayah mereka, anak-anak mereka, saudara mereka, atau kerabat mereka. Mereka itu orang-orang yang telah ditetapkan iman di dalam hatinya dan dikuatkan dengan ruh dari-Nya, dan akan diasukkan ke sorga yang mengalir di bawahnya sunga-sungai. Mereka kekal di dalamnya, Allah meridlai mereka dan mereka pun ridla kepada Allah. Mereka itulah hizbullah (golongan Allah), ketahuilah bahwa hizbullah adalah orang-orang yang beruntung (Al-Mujadalah: 22)


Orang yang beriman itu membenci musuh Allah, karena ia berwali pada Allah maka iapun membenci musuh Allah meskipun dari orang yang paling dekat sekalipun, seperti ayah atau anak-anak mereka, kaumkerabatnya. Sesungguhnya Allah telah memberikan peringatan melalui kekasihnya Ibrahim tatkala berbebas diri dari ayahandanya agar menjadi contoh bagi kita.


قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآء مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاء أَبَداً حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ

Telah ada suri teladan yang baik di dalam diri nabi Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya ketika mereka mengatakan kepada kaum mereka, sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian sembah selain dari Allah. Kami ingkari kalian dan telah tampak antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian selama-lamanya sampai kalian beriman keada Allah semata(Al-Mumtahanah 4)

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَن يَسْتَغْفِرُواْ لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُواْ أُوْلِي قُرْبَى مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ (113) وَمَا كَانَ اسْتِغْفَارُ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ إِلاَّ عَن مَّوْعِدَةٍ وَعَدَهَا إِيَّاهُ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ أَنَّهُ عَدُوٌّ لِلّهِ تَبَرَّأَ مِنْهُ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لأوَّاهٌ حَلِيمٌ (114)

Tidak pantas bagi nabi dan orang-orang yang beriman untuk memintakan ampun bagi orang musyrik meskipun mereka itu memiliki hubungan kerabat, setelah nyata bagi mereka bahwasannya mereka adalah penghuni neraka. Dan permohonan ampun Nabi Ibrahim bagi ayahnya tidak lain adalah karena janji yang telah dibuatnya kepada ayahnya. Maka ketika telah jelas bagi Ibrahim bahwasannya ayahnya termasuk musuh Allah, ia pun berlepas diri dari ayahnya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun (At-Taubah:113-114).

Disebutkan dalam surat maryam tatkala nabi Ibrahim menyeru ayahnya untuk bertauhid pada Allah yang maha Agung & meninggalkan penyembahan berhala dan Ibrahim ayahnya berpendapat bahwa ayahnya telah menempuh jalan kekufuran pada Allah dan menyembah pada berhala , tetapi ayahnya tidak mau menerima seruan Ibrahim. Lalu Ibrahim berkata sebagaimana diucapkan pada
وَأَعْتَزِلُكُمْ وَمَا تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ وَأَدْعُو رَبِّي
Dan aku akan menjauhkan diri dari kalian dan apa yang kalian seru selain dari Allah, sedangkan aku menyeru Tuhan-Ku (Maryam:48)
Dia menjauhkan  diri dari kaumnya dan dari berhala yang mereka sembah, demikianlah sikap orang yang beriman dan bertauhid, ia berwali dengan para mu’minin kepada Allah meskipun mereka berjauhan nasab, tempat ataupun waktu. Maka orang yg beriman itu bersaudara yg dilihat oleh persaudaraan seiman, saudara karena Allah selamanya atas keyakinan ini.
Dan orang yang beriman merupakan musuh bagi kaum kafir, karena mereka adalah musuh Allah meskipun mereka dari kerabat dekat. Selama mereka menjdi musuh Allah maka mereka adalah musuk kita.


إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَالَّذِينَ آوَواْ وَّنَصَرُواْ أُوْلَـئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ وَالَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يُهَاجِرُواْ مَا لَكُم مِّن وَلاَيَتِهِم مِّن شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُواْ وَإِنِ اسْتَنصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلاَّ عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُم مِّيثَاقٌ وَاللّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (72) وَالَّذينَ كَفَرُواْ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ (73)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah, dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada muhajirin) mereka itu satu dengan yang lainnya saling melindungi. Dan orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah maka tidak ada kewajiban sedikitpun bagi kalian untuk melindungi mereka sehingga mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam urusan agama maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Dan orang-orang kafir, satu dengan yang lain saling melindungi, jika kalian tidak melakukan apa yang telah diperintahkan oleh Allah itu niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar. (al-Anfal:72-73)

Dan kata (   إِلاَّ تَفْعَلُوهُ   ) artinya jika kalian tidak menjadikan orang-orang mumin sebagai wali (penolong dan pelindung) dan tidak pula menjadikan orang-orang kafir sebagai musuh, maka akan terjadi fitnah diatas bumi. Ungkapan ini di antaranya bisa dimaknai akan terjadi percampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan, dan sungguh orang-orang kafir akan bercampur dengan kaum muslimin sehingga akan muncul fitnah dalam bidang aqidah. Orang-orang muslim dan mumin akan terpengaruh oleh aqidah orang kafir.
Inilah fitnah dan kerusakan yang besar, apabila pemisah antara mumin dengan orang kafir telah hilang, maka terjadi campur aduk antara orang kafir dan orang mumin, lalu muncul berbagai kerusakan lainnya. Cinta dan benci tersebut hanya terjalin atas dasar iman dan kafir, tiada atas dasar yang lainnya.
di terbitkan oleh http://islamic.xtgem.com
 

0 komentar:

Posting Komentar

Live streaming news

tvOne online, Tv Video Live Streaming

tvOne

Mivo.TV - Situs TV Online No. 1 di Indonesia - TV Internet

KEAJAIBAN ISLAM

KLIK DI SINI

klik di sini


Masukkan Code ini K1-EEA51Y-F
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
 

Design By:
SkinCorner